MORTAR DAN BETON RINGAN
- oleh admindpu
- 23 Februari 2023 11:56:30
- 235 views

MORTAR DAN BETON RINGAN
Beton sebagai bahan konstruksi untuk bangunan sipil paling banyak digunakan saat ini. Hal tersebut dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan yang lain diantaranya :
1. Harga relatif murah;
2. Mudah dibentuk;
3. Kemampuan menahan kuat tekan yang tinggi;
4. Serta ketahanan yang baik terhadap cuaca dan lingkungan.
Namun penggunaan beton juga memiliki kekurangan yaitu berat struktur yang besar akibat beban dari beton itu sendiri dan beban-beban lain.
Untuk mengatasinya digunakan beton ringan untuk keperluan beton non-struktural. Pada umumnya beton ringan sama seperti beton normal hanya saja agregatnya diganti dengan agregat ringan. Pemakaian beton ringan bisa menjadi alternatif untuk mengurangi berat dari bangunan bertingkat banyak sehingga berdampak pada perhitungan pondasi dari bangunan tersebut.
Gambar 1. Salah satu penggunaan bata ringan
Mortar adalah adukan yang terdiri dari agregat halus (batu apung), bahan perekat (abu sekam padi, semen portland) dan air. Fungsi mortar adalah sebagai matrik pengikat bagian penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural maupun non-struktural. Penggunaan mortar untuk konstruksi yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan batu belah untuk struktur pondasi, sedangkan yang bersifat nonstruktural misalnya mortar pasangan batu bata untuk dinding pengisi. Light-weight concrete merupakan salah satu alternatif material pracetak untuk bangunan residensial, highrise atau lowrise building, baik sebagai pengganti batu bata, dinding partisi, plat lantai maupun atap. Hal ini dikarenakan sifat daripada beton ringan yang mudah di cetak ataupun dipotong menjadi ukuran-ukuran yang diinginkan menggunakan gergaji kayu / gergaji mesin serta kemudahan pada saat instalasi karena beratnya yang ringan, dan umur beton ringan lebih cepat matang dibandingkan dengan beton biasa menjadikannya memiliki nilai jual yang lebih. Kemudian limbah yang dihasilkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan beton biasa.
Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1900 kg/m3. Karena itu keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan tinggi (high rise building) akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi. Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Batu apung termasuk salah satu jenis agregat ringan. Batu apung bisa dijadikan sebagai agregat ringan kasar maupun agregat ringan halus. Sebelum bisa dipakai pada campuran beton, agregat ringan batu apung harus di olah terlebih dahulu. (SNI 03-2461-2002).
Abu sekam padi bisa menjadi satu bahan yang potensial di gunakan di Indonesia karena produksi yang tinggi dan penyebaran yang luas. Abu sekam padi didapatkan dari pembakaran sekam padi pada suhu tertentu yang dapat dipakai dalam campuran beton. Adapun fungsi abu sekam padi untuk beton, yaitu dapat menghasilkan kekuatan beton yang tinggi, mengurangi porositas beton, dan lebih ramah lingkungan. (upt lab)