BANGUNAN GEDUNG HIJAU : LATAR BELAKANG DAN KENAPA PENTING?
- oleh admindpu
- 26 Januari 2023 10:15:48
- 296 views

Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang dicetuskannya konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH), diantaranya :
- Pertumbuhan penduduk dunia yang meningkat drastis dari tahun ke tahun. Sejak 2005: lebih dari 50% penduduk dunia tinggal di kota, dan akan menjadi 70% pada tahun 2050 (ourworldindata.org)
- Konsentrasi greenhouse gas. Disebutkan telah terjadi peningkatan emisi karbon secara tajam mulai dari era industrialisasi pada pertengahan abad ke-18 hingga saat ini. Tahun 1950-an total emisi karbon dunia : 6 miliar ton sedangkan tahun 1990-an jumlahnya menjadi : 22 miliar ton (hampir 4 kalinya) dn terus meningkat setiap tahun (ourworldindata.org)
- Global Instrumental Temperature Record. Dari tahun 1860-1980 (120 tahun) suhu dunia mengalami kenaikan sebesar 0,4°C. Namun hanya 20 tahun saja dari 1980-2000 suhu dunia telah naik 0,45°C lagi (org). Akibatnya, gletser di kutup mulai mencair seperti tampak pada gambar berikut :
Adapun isu-isu yang terjadi di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan, diantaranya :
- Sampah Jakarta : 27.966 m3/hari atau setara volume 0,5 candi Borobudur. Artinya dalam setahun Jakarta bisa membangun 182 Candi sebesar Borobudur menggunakan sampah. Dan ini baru di Jakarta saja.
- Masalah Transportasi : Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta tiap tahunnya semakin tidak terkendali. Diperkirakan pertumbuhan kendaraannya adalah 12% sedangkan di sisi lain pertumbuhan infrastruktur jalan hanya sekitar 2%
- Limpasan air hujan : Semakin sedikit air hujan yang diresapkan/disimpan di tanah akan membuat cadangan air tanah berkurang. Hal ini disebabkan semakin banyaknya permukaan tanah yang tertutupi sehingga air yang seharusnya terserap ke tanah menjadi aliran dan terbuang ke hilir
- Kualitas udara didalam ruangan : Sekitar 90% kehidupan kita dihabiskan didalam ruangan, mulaidari bekerja, beristirahat hingga bermain dan bersosialisasi. Padahal ruang yang tertutup justru menumpuk kandungan CO2 yang dalam kadar tertentu menjadi membahayakan untuk tubuh
- De-forestasi: Indonesia njuara 2 setelah Brazil dalam hal penggundulan hutan. Hutan seluas 1,5 juta Ha hilang setiap tahun, atau 500 m2 setiap detiknya. Dengan kecepatan seperti ini tinggal menunggu waktu hutan kita habis jika tidak disikapi dengan serius
- Cadangan energi berbasis fosil : menurut data, di dunia cadangan Minyak hanya tersisa untuk 53 tahun, Gas Alam tersisa 54 tahun dan Batubara tersisa 110 tahun. Artinya kalau kita tidak mengurangi eksploitasi terhadap penggunaan bahan bakar fosil maka kedepannya anak cucu kita akan mengalami kelangkaan yang luar biasa.
Maka dari itu kita perlu memperdulikan konsep “Sustainability” yaitu memenuhi kebutuhan generasi saat ini, namun tetap memastikan bahwa kebutuhan generasi mendatang juga terpenuhi.
Jika kita fokus pada kontribusi dari Sektor Bangunan, maka Bangunan menyumbang sejumlah :
- 40% emisi gas rumah kaca dunia
- 40% dari totalitas timbulan limbah padat secara global
- Pemakaian 1/3 dari Sumber Daya Alam Dunia
- Menghabiskan 12% air dunia
- Kualitas udara di dalam ruangan biasanya mengandung hingga 5x (dan terkadang lebih dari 100) polutan lebih banyak daripada udara luar ruangan
Dari uraian isu diatas maka dapat didefinisikan Bangunan Gedung Hijau (BGH) adalah Bangunan Gedung yang sejak Tahap Perencanaan Teknis, Tahap Pelaksanaan Konstruksi maupun Tahap Pemanfaatan (O&M) mempunyai 3 tujuan/sasaran:
- Mengurangi konsumsi sumber daya alam:
- Energi
- Air
- Material
- Meminimalkan dampak lingkungan:
- Sampah
- Lahan
- Meningkatkan ruang menjadi sehat & nyaman:
- Kualitas udara dalam ruangan
- Kenyamanan termal dan visual
- Tingkat kebisingan
Beberapa Hal yang Harus Dilakukan untuk mendukung tujuan tersebut ialah :
- Mempertimbangkan dampak dari lahan terbangun terhadap air limpasan dan infrastruktur drainase
- Membantu pengguna gedung untuk belajar menggunakan energi dengan efisien
- Mencari cara dalam menghemat penggunaan air sebaik-baiknya
- Mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan Kembali
- Menyediakan kualitas udara dalam ruang yang baik
- Memilah dan mengolah sampah dengan baik dan benar berdasarkan jenisnya
Namun demikian BGH bukanlah tujuan akhir, perjalanan untuk mencapai Bangunan yang benar-benar ramah lingkungan masih sangat jauh. Adapu perjalanan Tren Bangunan Gedung Masa Depanyang akan terjadi adalah sebagai berikut :
Bangunan Tradisional -> Bangunan Saat Ini -> Bangunan Gedung Hijau -> Bangunan BerkinerjaTinggi Dan Sehat -> Bangunan Tanpa Energi (Net Zero Energy) -> Bangunan Nol Karbon (Zero Carbon)
Peta Jalan menuju Nol Karbon (COP26) dunia :
- 2030: Semua bangunan baru harus bangunan Net Zero Energy
- 2050: Semua bangunan (termasuk existing) bebas karbon (Zero Carbon)
Sedangkan Indonesia (PerMenLH):
- 2060: Semua bangunan baru harus bangunan Net Zero Carbon
Penyelenggaraan BGH sudah diatur di dalam PP 16 th 2021 yang ditindaklanjuti oleh Permen PUPR no. 21 tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau yang secara detail juknisnya berada di SE No. 01/SE/M/2022.
CK_Gedung