BENTUK ALUR SUNGAI

Apabila kita akan mempelajari mengenai morfologi sungai, hal yang sangat membantu adalah melakukan studi terhadap profil dan situasi sungai secara keseluruhan. Dari situasi sungai secara keseluruhan akan nampak sejarah terjadinya sungai sebagai satu proses yang berkembang dari waktu ke waktu. Sebagai contoh dengan adanya rekayasa perubahan terhadap sungai akan terlihat pengaruhnya terhadap sistem sungai secara keseluruhan.

1. Alur Bercabang (Braided Stream)

Alur sungai bercabang adalah alur sungai yang terdiri dari beberapa alur dengan alur satu dan lainnya saling berhubungan. Penyebab utama terjadinya alur bercabang adalah tingginya beban sedimen dasar, sehingga arus sungai tidak mampu untuk mengangkut. Banyaknya sedimen lebih berpengaruh dibandingkan dengan besar butir terhadap pembentukan alur sungai bercabang.

Apabila beban sedimen terlalu banyak, maka proses pengendapan akan terjadi, sehingga dasar sungai akan naik dan berakibat kemiringan dasar sungai juga bertambah dan selanjutnya akan terjadi keseimbangan. Dengan bertambahnya kemiringan dasar, maka kecepatan air akan naik dan selanjutnya akan terbentuk beberapa alur (alur bercabang), sehingga secara keseluruhan sungai akan menjadi lebih lebar. Hal lain yang terjadi pada alur bercabang adalah tebing yang relatif mudah tererosi. Apabila tebing alur sungai mudah tererosi, maka pada saat muka air tinggi lebar sungai akan menjadi lebih lebar dan pada saat air rendah endapan akan menjadi stabil dan terbentuk pulau-pulau.

Pada umumnya alur bercabang (braided channel) mempunyai kemiringan dasar yang cukup besar, beban sedimen dasar lebih besar dibandingkan dengan beban sedimen melayang, dan kandungan lumpur dan lempung relatif kecil.Tidak mudah melakukan kegiatan pekerjaan di daerah sungai yang bercabang, karena kondisi sungainya relatif tidak stabil, alinyemen alur sewaktu-waktu berubah dengan cepat, angkutan sedimen yang cukup besar, dan keadaan sungainya sulit dapat diperkirakan.

 Sungai bercabang-cabang (braided river)

2. Sungai Bermeander

Sungai bermeander dapat didefinisikan sebagai sungai yang mempunyai alur berbelok-belok, sehingga hampir menyerupai huruf “S” berulang. Sungai bermeander terbentuk oleh adanya pergerakan menyamping akibat arus sungai terhadap formasi dan perubahan bentuk lengkungan sungai. Arus yang berbelok-belok juga akan terjadi pada sungai yang relatif lurus. Pada kenyataannya, hampir sebagian besar pada sungai yang lurus akan terjadi arus yang berbelok-belok dan akan terjadi endapan setempat-setempat yang selanjutnya dalam perkembangannya dapat terbentuk meander.

Meander sungai terdiri dari lubuk (“pool”) dan alur silang (“crossing”). Thalweg atau palung/alur utama, alur dari satu lubuk ke lubuk berikutnya membentuk sungai dengan Tipe “S”. Di tempat lubuk bentuk tampang lintang alurnya berbentuk segitiga. Endapan akan terjadi di lengkungan dalam. Di tempat alur silang sungai, tampang lintangnya berbentuk segiempat dengan kedalamannya lebih dangkal. Pada saat air rendah, kecepatan air tempat ini lebih cepat dibandingkan kecepatan air di lubuk.

Dari beberapa penelitian diperoleh kesimpulan bahwa panjang meander kira-kira antara 10 – 14 kali lebar sungai pada kondisi bankfull, atau dapat dinyatakan dalam debit bankfull  L = 46Q0.39

Sungai bentuk meander

Proses Meandering

Pada umumnya, sungai alluvial tidak berbentuk sungai yang lurus. Palung sungai akan meliuk-liuk dan membentuk formasi lengkungan. Pada sungai yang lurus, endapan sungai dan palung sungai selalu berubah-rubah posisinya, sehingga arus sungai tidak dapat menyebar rata pada seluruh tampang lintang, tetapi berbelok arah ke tebing yang satu dan tebing lainnya. Pada proses selanjutnya, akan terjadi proses gerusan pada tebing yang disertai dengan longsoran-longsoran dan di tempat arah yang berlawanan yaitu pada kengkungan dalam dari palung akan terjadi pengendapan. Pada umumnya, lengkungan alur terbentuk oleh proses erosi dan pengendapan.

Proses pembentukan alur sungai sebagai akibat proses erosi dan pengendapan tersebut akan berjalan terus, sehingga alur sungai akan terbentuk berupa alur yang menyerupai huruf “S” dan selanjutnya disebut Sungai Bermeander (Meandering River). Apabila proses erosi dan pengendapan terus berjalan dalam waktu yang cukup panjang, proses pembentukan meander berjalan terus dan pada kondisi tertentu lengkungan meander akan terputus dan terbentuk alur meander baru. Bekas meander tersebut lama kelamaan akan terisi oleh endapan sungai dan terbentuk lengkungan-lengkungan danau (“oxbow”), dimana pengendapan akan lebih banyak terjadi pada posisi dekat alur aktif.

Danau oxbow

3. Tanggul dan Rawa Alamiah

Tanggul alamiah (‘natural levee’) merupakan gambaran dari kondisi sistem sungai tua. Tanggul alamiah terbentuk dekat dengan alur sungai sebagai proses pengendapan material sungai akibat luapan banjir yang membawa sedimen. Material yang kasar akan terendapkan lebih dekat dengan palung sungai yang halus akan terendapkan agak jauh dari palung. Material kasar lama kelamaan membentuk tanggul alam, dan biasanya mempunyai kemiringan yang cukup curam, dan terjadi perbedaan elevasi dengan lokasi yang lebih jauh dari palung sungai dan terbentuklah rawa alami.

Sumber : Modul 6 Pusat pendidikan dan Pelatihan SDA dan Konstruksi (W-SDA)