ASPAL, BAHAN UTAMA PEMBUAT JALAN

ASPAL, BAHAN UTAMA PEMBUAT JALAN

          Aspal adalah material perekat berwarna hitam atau coklat tua dengan unsur utama bitumen yang diperoleh dari residu hasil pengilangan minyak bumi berfungsi sebagai pengikat agregat dalam pembuatan jalan. Aspal dipilih untuk konstruksi jalan karena mempunyai sifat pekat (consistency), tahan terhadap pelapukan yang disebabkan oleh cuaca, derajat pengerasan dan ketahanan terhadap air.

       Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. Aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperature tertentu dan kembali membeku jika temperature turun. Kandungan aspal terdiri dari 80 % karbon, 10 % hydrogen, 6 % belerang, dan sisanya Oksigen , Nitrogen serta sejumlah renik besi, nikel dan vanadium. Aspal terbuat dari minyak mentah melalui proses penyulingan atau dapay ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama-sama material lain.

I. Fungsi aspal

Aspal mempunyai banyak fungsi khususnya sebagai bahan konstruksi jalan,antara lain yaitu :

  1. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas;
  2. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat;
  3. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan diatas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya;
  4. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan diatas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat diantara keduanya;
  5. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.

II. Sifat dan Bahan Penyusun Aspal 

          Aspal banyak digunakan dalam konstruksi perkerasan jalan karena memiliki sifat sebagai pengikat dan pengisi rongga udara antara agregat. Adapun sifat-sifat aspal adalah sebagai berikut (Sukirman, 1993):

1. Mempunyai daya tahan (durability)

Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, campuran dengan aspal, faktor pelaksanaan dan sebagainya.

2. Kohesi dan adhesi

Kohesi merupakan kemampuan aspal untuk mengikat unsur-unsur penyusun dari dirinya sendiri sehingga terbentuknya aspal dengan daktilitas yang tinggi. Sedangkan adhesi menyatakan kemampuan aspal untuk berikatan dengan agregat dan tetap mempertahankan agregat pada tempatnya setelah berikatan.

3. Kepekaan terhadap temperature

Kepekaan aspal terhadap temperatur adalah sensitivitas perubahan sifat viskoelastis aspal akibat perubahan temperatur, sifat ini dinyatakan sebagai indeks penetrasi aspal(IP)

4. Kekerasan aspal

Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan.Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas(viskositas bertambah tinggi)

5. Viskoelastisitas Aspal

Viskoelastisitas aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastisitas yang sifatnya akan berubah tergantung pada temperature atau waktu pembebanan. Sifat viskoelastisitas aspal adalah untuk menentukan pada temperatur berapa pencampuran aspal dengan agregat harus dilakukan agar mendapatkan campuran yang homogen dimana semua permukaan agregat dapat terselimuti oleh aspal secara merata dan aspal mampu masuk kedalam pori-pori agregat untuk membentuk ikatan kohesi yang kuat dan untuk mengetahui pada temperatur berapa pemadatan dapat dilakukan dan kapan harus dihentikan.

III. Berbagai Jenis Aspal

Fakta menarik dari pembuatan jalan yang menggunakan aspal adalah ternyata berbeda daerah akan menggunakan jenis aspal yang berbeda loh, Sahabat. Contohnya saja di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara lebih menggunakan aspal alam. Jenis ini juga digunakan untuk materi jalan di Perancis, Swiss, dan Amerika Serikat.

Jenis aspal lainnya adalah residu dan polimer. Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi sehingga memiliki sifat seperti minyak bumi yang digunakan. Jadi, sifatnya pasti akan mengikuti minyak bumi yang disuling.

Aspal polimer menjadi salah satu jenis dengan material yang dihadirkan dari modifikasi polimer alam dan sintesis. Modifikasi ini telah dikembangkan puluhan tahun terakhir sehingga teruji dengan baik.

 IV. Parameter Pengujian Kualitas

Biasanya, sebelum ditentukan apakah material pembuat jalan tersebut bagus harus melalui tahapan panjang pengujian , Sahabat. Lebih tepatnya sih 8 tahap pengujian supaya tahu apakah material tersebut cocok di suatu daerah dan bisa bertahan hingga begitu lama.

Aspal akan diuji mengenai sifat kekerasannya atau yang biasa disebut tahap penetrasi. Sifat penting ini harus diketahui sehingga bisa tahu kualitasnya baik atau tidak untuk menjadi pelapis paling luar sebuah jalan.

Berat jenisnya juga harus diketahui untuk mengetahui kandungan minyak bumi yang terkandung. Semakin tinggi berat jenis, semakin banyak kandungan minyak bumi. Seberapa tinggi aspal bisa melekat pada suatu material lain juga harus diuji supaya tahu seberapa tahan lama nanti jalan akan kuat.

Satu hal yang harus diketahui dengan jelas dari material ini dalam pengujian adalah mengenai titik nyala dan titik bakar. Jalanan sering mengalami gesekan dan akan bertambah tinggi ketika musim kemarau sehingga titik nyala harus benar-benar diketahui supaya tidak menimbulkan bahaya untuk pengguna jalan.

Titik lembek, kelarutan, dan daktilitas adalah tiga hal terakhir yang harus dilakukan pengujian terhadap aspal yang akan digunakan. Jika kedelapan tahan tersebut memiliki hasil yang memuaskan, aspal lolos dan bisa digunakan untuk pembuatan jalan.