MACAM-MACAM JEMBATAN, APA SAJA? (BAGIAN 3)
- oleh admindpu
- 12 Januari 2022 07:48:29
- 34442 views
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
- Jembatan plat (slab bridge)
Sumber : https://sldotcom.files.wordpress.com/2019/03/jempatan-plat.jpg?w=648
Jembatan plat memiliki struktur jembatan yang sangat sederhana (hanya berupa ruas horizontal yang ditopang dengan tiang vertikal). Jembatan plat mampu menahan lentur dan gaya geser. Jembatan ini memiliki momen inersia terbesar untuk berat yang relatif rendah setiap unit panjangnya.
- Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
Sumber : https://sldotcom.files.wordpress.com/2019/03/jembatan-plat-berongga.jpg
Jembatan plat berongga meminimalkan jumlah gelagar dengan membuat jarak antar gelagar dibuat lebar dan pengaku lateral diabaikan, sehingga nilai konstruksinya berkurang. Pada jembatan ini, plat beton prategang digunakan untuk sungai yang memiliki bentangan yang lebih panjang.
- Jembatan gelagar (girder bridge)
Jembatan gelagar ini merupakan jenis jembatan yang paling sederhana dan banyak digunakan di Indonesia. Dasarnya terdiri dari balok horizontal yang didukung oleh abutment. Pada jembatan yang lebih panjang perlu ditambahkan pilar yang disesuaikan dengan perencanaan jembatan. Beberapa jenis gelagar yang sering digunakan adalah I-girder, box girder, U girder, T-girder, dan voided slab.
- Jembatan rangka (truss bridge)
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c5/RRTrussBridgeSideView.jpg
Jembatan baja terdiri dari batang-batang baja (biasanya lurus) yang dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan hubungan gusset plate/buhul. Batang-batang baja akan membentuk rangka segitiga yang akan mengalami dan menahan tegangan akibat gaya tarik, gaya beban, dan kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis.
- Jembatan pelengkung (arch bridge)
Jembatan pelengkung adalah jembatan dengan struktur berbentuk setengah lingkaran dan abutment di kedua sisinya. Lengkungan jembatan bekerja dengan memindahkan beban yang dialami oleh jembatan dan didorong ke abutment pada kedua sisinya agar tidak bergerak ke samping.
Jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan karena setiap bagian pelengkung menerima gaya tekan dari beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas. Semakin besar sudut kelengkungannya akan membuat gaya tekan yang dialami semkin kecil, akan tetapi bentangnya menjadi lebih kecil.
- Jembatan gantung (suspension bridge)
Sumber : https://informedinfrastructure.com/wp-content/uploads/2015/03/b106_1-1-e1426611714620.jpg
Jembatan ini berfungsi sebagai pemikul langsung beban dari lalu lintas yang lewat di atasnya. Kontruksi pada jembatan gantung mirip konstruksi pada cable-stayed bridge, hanya saja prinsip penopangnya yang berbeda. Mekanisme penopang yang terjadi adalah seluruh beban yang lewat akan ditahan oleh sepasang kabel penahan di atas dua pasang menara dan dua pasang blok angkur. Pilar pada jembatan ini lebih kokoh daripada cable-stayed bridge.
- Jembatan kabel (cable stayed bridge)
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3b/%C3%96resundsbron_och_tanker.jpg
Struktur jembatan kabel biasanya terdiri dari kabel, dek jembatan, dan pilar. Penempatan dek dilakukan dengan menggantungkan menggunakan kabel berkekuatan tinggi dan diangkur pada tiang pilar. Biasanya, jembatan kabel digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang.
- Jembatan cantilever (cantilever bridge)
Jembatan cantilever menggunakan sistem pengecoran (cast insitu) atau dipasang (precast) segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi pada balok jembatan. Hal ini dilakukan agar seimbang (balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih dulu.
Referensi:
Dirangkum dari berbagai sumber.
(BM)