MENGENAL APA ITU LA NINA DAN DAMPAKNYA DI INDONESIA

La Nina dinyatakan sebagai “Kejadian La Nina” atau “La Nina event” apabila kondisi penyimpanan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya, diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat dari kondisi normalnya, dan telah berlangsung beberapa bulan. Kondisi La Nina dapat berlangsung dengan durasi selama beberapa tahun hingga dua tahun. Perubahan di Samudera Pasifik berupa interaksi laut dan atmosfer (La Nina/El Nino) terjadi dalam siklus antar tahunan dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dengan perulangan kejadian 2-8 tahun.

 

Pengaruh pada iklim global

La Nina berdampak pada peningkatan curah hujan di Pasifik barat (Indonesia, Sebagian Asia tenggara lainnya, dan bagian utara Australia), Brazil bagian utara, dan Sebagian pantai barat Amerika Serikat. Sebaliknya, menyebabkan curah hujan yang lebih rendah di Sebagian pantai timur Asia, bagian tengah Afrika, dan Sebagian Amerika bagian Tengah, serta dapat menyebabkan juga iklim lebih dingin di Sebagian wilayah di barat dan timur Afrika, Jepang, Sebagian besar pantai barat Amerika Serikat, dan Brazil bagian selatan.

Monitoring suhu muka laut Samudera Pasifik

BMKG memantau perkembangan La Nina dengan menganalisa Indeks Nino 3.4 yang menggambarkan anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Tengah (wilayah Nino 3.4). Indeks Nino 3.4 selama 7 hari dasarian terakhir (70 hari) berada pada kisaran -0.5 s.g – 1.0, telah memenuhi kriteria kejadian La Nina.

Sirkulasi Atmosfer di atas Samudera Pasifik

Monitoring penguatan angin pasat di Samudera Pasifik : Di level atmosfer bawah (850hPa / -1500m), wilayah Pasifik Tengah didominasi oleh penguatan aliran zona angin timuran yang merepresentaskan angin pasat. Berdasarkan analisis Dasarian I Oktober, La Nina diprediksikan akan berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas “lemah” hingga “sedang”.

 

La Nina dan dampaknya di Indonesia

Dampak La Nina bergantung pada:

  • Musim/bulan
  • Wilayah
  • Intensitas

Pada bulan September/Oktober/November dampak La Nina signifikan di wilayah selatan, tengah dan timur. Pada bulan Desember/Januari/Februari dampak La Nina signifikan di wilayah tengah-utara.

 

Potensi dampak La Nina pada curah hujan bulanan

  • Curah hujan meningkat seiring masuknya awal musim hujan

Akumulasi curah hujan >300 mm/bulan umumnya terjadi di Pesisir Barat Samudera, wilayah sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kalimantan bagian barat dan utara, Sebagian Papua. La Nina menambah curah hujan secara signifikan pada Oktober – November pada awal musim hujan.

  • La Nina menguatkan curah hujan bulanan

Oktober : Sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Sebagian Sumatera dan Kalimantan

November : Sebagian wilayah terutama Indonesia bagian tengah, timur, dan selatan

Desember : Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan

Januari : Sebagian besar wilayah Indonesia tidak mengalami peningkatan curah hujan signifikan

Februari : peningkatan curah hujan di Sebagian wilayah Indonesia bagian utara, pengurangan curah hujan di bagian barat

Maret : Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan

Meskipun La Nina kurang berpengaruh signifikan pada hujan bulan Januari-Februari akumulasi curah hujan tetap tinggi berkaitan dengan puncak penguatan monsoon Asia. (ririn-sda)

Sumber : www.bmkg.go.id